Jurnal Mikologi Klinik dan Penyakit Menular https://mikologiklinik.com/jurnalmikologi/index.php/JMKPM <p><strong>Jurnal Mikologi Klinik dan Penyakit Menular (JMKPM)</strong> diterbitkan oleh PT. Darma Anugerah Kasih dengan nomor <strong>e-ISSN 2964-8181</strong>, kami berharap dapat membantu para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk menyebarkan hasil penelitiannya dengan luas.</p> <p>JMKPM adalah jurnal nasional yang didedikasikan untuk publikasi hasil penelitian yang berkualitas dalam bidang ilmu mikologi kedokteran namun tak terbatas secara implisit serta bebas biaya dalam Proses Submisi.</p> <p>Jurnal Mikologi Klinik dan Penyakit Menular (JMKPM) menerbitkan paper secara berkala setiap 3 bulan.</p> PT. Darma Anugerah Kasih en-US Jurnal Mikologi Klinik dan Penyakit Menular 2964-8181 Perbandingan KOH Tinta Parker dan KOH Chicago Sky Blue https://mikologiklinik.com/jurnalmikologi/index.php/JMKPM/article/view/20 <p>Pemeriksaan kerokan kulit menggunakan sediaan basah KOH merupakan metode yang telah lama digunakan namun kelemahan pemeriksaan ini adalah diperlukan keahlian pada pembacanya dikarenakan hasil yang dihasilkan dari pemeriksaan ini tidak memberikan kontras warna. Spesimen kerokan kulit didapatkan dari pasien yang telah mendapatkan diagnosa dermatophytosis. Spesimen kulit kemudian diperiksa dengan menggunakan sediaan basah KOH yang ditambahkan pewarna tinta Parker pada satu kaca objek dan kaca objek yang lain diberi pewarna Chicago Sky Blue 6B 1%. Didapatkan 10 (sepuluh) hasil negatif dan 7 (tujuh) hasil positif dengan KOH-tinta Parker, sedangkan pada KOH-CSB didapatkan 8 (delapan) hasil negatif dan 9 (sembilan) hasil positif. KOH-Chicago Sky Blue memberikan hasil yang lebih baik daripada KOH-tinta Parker.</p> Arthur Pohan Kawilarang Copyright (c) 2024 Arthur Pohan Kawilarang https://creativecommons.org/licenses/ 2024-05-20 2024-05-20 3 1 01 05 Perbandingan Bright Field Microscopy dan Phase Contrast Microscopy dengan Pengecatan Lactophenol Cotton Blue pada Jamur Dermatophytes https://mikologiklinik.com/jurnalmikologi/index.php/JMKPM/article/view/21 <p><em>Dermatophytes</em> adalah jamur berfilamen yang menyebabkan infeksi jamur superfisial pada kulit, rambut, dan kuku dengan cara menginvasi dan memakan jaringan yang berkeratin. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan antara <em>Bright Field Microscopy </em>(BF) dengan <em>Phase Contrast Microscopy </em>(PC) untuk melihat jamur <em>Dermatophytes</em> yang diwarnai Lactophenol Cotton Blue (LCB). Sampel penelitian berupa kerokan kulit yang ditanam pada media <em>Sabouraud Dextrose Agar</em> (SDA) yang diberi antibiotik berupa gentamicin dan amoxicillin, kemudian dilakukan inkubasi pada suhu ruang selama kurang lebih 2 - 4 minggu. Jamur yang dilihat dengan mikroskop BF diberi nilai +2 karena struktur jamur dapat terlihat dengan jelas namun tidak bisa memberikan kontras yang baik, sedangkan mikroskop PC diberi nilai +3 karena selain dapat melihat morfologi jamur dengan jelas juga dapat memberikan kontras yang lebih terang antara jamur dan latar belakang.</p> Arthur Pohan Kawilarang Copyright (c) 2024 Arthur Pohan Kawilarang https://creativecommons.org/licenses/ 2024-05-20 2024-05-20 3 1 06 11 Perbandingan Penicillium marneffei dengan Histoplasmosis capsulatum pada Pewarnaan Haematoxylin & Eosin, Gomori’s Methenamine Silver, dan GMS – Phloxine Tartrazine https://mikologiklinik.com/jurnalmikologi/index.php/JMKPM/article/view/22 <p><em>Penicillium marneffei</em> adalah jamur patogen yang dapat menyebabkan infeksi sistemik mikosis yang fatal pada pasien yang terinfeksi HIV. Pada infeksi ini apabila penderita tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai akan memperburuk infeksi tersebut. <em>Histoplasmosis capsulatum</em> menyebabkan infeksi setelah terjadi kontak secara inhalasi dengan spora dari <em>Histoplasma capsulatum</em>. Penelitian ini memakai metode pewarnaan Haematoxylin &amp; Eosin, Gomori’s Methenamine Silver, GMS-Phloxine Tartrazine dengan menggunakan spesimen biopsi jaringan. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan yang ditunjukkan dari pewarnaan H&amp;E dan GMS dengan pewarnaan GMS menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pewarnaan H&amp;E.</p> Arthur Pohan Kawilarang Copyright (c) 2024 Arthur Pohan Kawilarang https://creativecommons.org/licenses/ 2024-05-20 2024-05-20 3 1 12 17 Jamur Pneumocystis carinii dengan Macam-Macam Pewarnaan https://mikologiklinik.com/jurnalmikologi/index.php/JMKPM/article/view/23 <p>Jamur <em>Pneumocystis carinii</em> merupakan jamur opportunistik yang menyebabkan Pneumocystis pneumonia (PCP).&nbsp; Infeksi ini menyebabkan peradangan pada paru-paru. PCP sangat mematikan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Bahan spesimen pemeriksaan yang digunakan untuk diagnosa berasal dari saluran pernafasan bagian bawah baik dari BAL, induksi sputum ataupun biopsi jaringan paru. Metode penelitian ini menggunakan 5 (lima) macam pewarnaan pada biopsi jaringan paru yang positif terinfeksi PCP. Hasil yang diperoleh dari tiap-tiap pewarnaan bergantung dari kegunaan masing-masing pewarnaan Namun dapat dilihat pewarnaan GMS-MT memberikan hasil yang lebih jelas pada bentuk kista dan reaksi jaringannya.</p> Arthur Pohan Kawilarang Copyright (c) 2024 Arthur Pohan Kawilarang https://creativecommons.org/licenses/ 2024-05-20 2024-05-20 3 1 18 22 Pewarnaan Gomori’s Methenamine Silver (GMS) pada Jamur Chromoblastomycosis dengan Berbagai Counterstain yang Berbeda https://mikologiklinik.com/jurnalmikologi/index.php/JMKPM/article/view/24 <p><em>Chromoblastomycosis</em> adalah infeksi jamur kronis yang banyak terjadi di daerah tropis. Infeksi jamur <em>Chromoblastomycosis</em> banyak menyerang kulit dan jaringan subkutan, infeksi jamur ini banyak terjadi pada petani atau pekerja bangunan karena pekerjaan mereka yang berhubungan dengan tumbuhan atau kayu yang membusuk. Penelitian ini menggunakan pewarnaan Gomori Methenamine Silver (GMS) dengan beberapa <em>counterstain</em> yang berbeda. Hasil yang ditunjukkan pada pewarnaan GMS berbeda-beda namun masih dapat menunjukkan <em>sclerotic body</em> yang dimiliki oleh jamur <em>Chromoblastomycosis</em>. Hasil pada setiap pewarnaan bergantung pada <em>counterstain</em> yang diberikan.</p> Arthur Pohan Kawilarang Copyright (c) 2024 Arthur Pohan Kawilarang https://creativecommons.org/licenses/ 2024-05-20 2024-05-20 3 1 23 27